Banyak di antara kita yang belum menyiapkan dan memiliki Dana Darurat dalam jumlah yang sesuai keuangan kita.
Dana Darurat disebut juga sebagai Emergency Cash Fund, adalah komponen pembangun “keamanan keuangan”.
Seringkali kita bernafsu untuk mengejar kenyamanan keuangan atau yang disebut investasi (bagian paling menarik dalam perencanaan keuangan), padahal belum menyiapkan pondasi yang kuat.
Sekali lagi, pondasi bukan bagian dari rumah yang menarik.
Taman, interior, furniture, hiasan rumah itu lebih menarik dan sedap dibicarakan. Siapa yang membicarakan pondasi rumah, tidak ada satu orangpun yang membicarakannya.
Sama analoginya dengan pondasi keuangan, tidak ada yang tertarik membicarakan tentang mengamankan keuangan.
Semua orang ingin langsung berinvestasi.
Pondasi keuangan, yang dibangun bersama oleh Dana Darurat dan asuransi (ini untuk sebagian orang juga kurang menarik dibicarakan), berguna untuk membangun pertahanan keuangan anda.
Karena hidup ini banyak “ketidakpastian” atau hal-hal di luar rencana kita. Apa misalnya yang di luar rencana kita?
Untuk 2 poin terakhir lebih disarankan dana darurat dalam bentuk asuransi karena biaya kesehatan bisa sedemikian mahalnya sehingga seringkali melebih pos dana darurat kita, bahkan bila kita cukup pun menyiapkan dana darurat.
Saya sebut yang dana darurat normal adalah yang bisa diantisipasi dengan 6-12 bulan pengeluaran, sementara yang abnormal adalah bila tidak bisa ditanggulangi hanya dengan 12 bulan pengeluaran.
Misalnya apa?
Saat ada kejadian sakit kritis yang biasanya “endingnya” 1-5 tahun bahkan lebih tidak bisa bekerja, atau saat pemberi nafkah meninggal dunia, padahal anaknya masih kecil di bawah usia 5 tahun (artinya perlu dana lebih dari 12 bulan untuk melanjutkan hidup).
Dana abnormal ini lebih sesuai disiapkan melalui polis asuransi.
Pertama anda harus hitung dulu pengeluaran rutin anda.
Untuk yang belum menikah, disarankan punya Dana Darurat minimal 3-6 bulan pengeluaran.
Untuk yang sudah menikah, disarankan 6-12 bulan pengeluaran.
Simpan di Aset likuiditas anda, seperti:
Contoh misalnya pak Budi mempunyai pengeluaran 20 juta per bulan, maka pak Budi perlu menyiapkan Dana Darurat sebesar 240 juta (ditabung bertahap) dan ditempatkan misalnya 50% di tabungan, 25 % deposito 1 atau 3 bulan, dan 25% di RDPU.
Pisahkan rekeningnya dari rekening operasional untuk menghindarkan Dana Darurat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Ya, dana darurat boleh dicicil. Misalnya anda punya target dalam 1-2 tahun bisa memenuhi Dana Darurat anda minimal 6-12 bulan pengeluaran. Ini menimbulkan motivasi dan ketenangan pada anda secara psikologis keuangan.
Dengan menyiapkan Dana Darurat, anda menempatkan keuangan anda pada posisi yang “aman’ dan siap untuk melaksanakan tujuan keuangan dalam tahapan piramida keuangan berikutnya, seperti membeli rumah, pensiun, pendidikan dan pengembangan investasi anda.
Selamat mengamankan keuangan anda.